Sabtu, 11 Januari 2014

Darah Mahal

DARAH MAHAL

Kita sering mendengar keluhan Masyarakat terutama mereka yang membutuhkan darah, merasa kalau harganya itu mahal sekali. Berdasarkan itu, dari Palang Merah Indonesia Kabupaten Sukabumi, menjelaskan kalau biaya yang dibebankan ke masyarakat itu sebenernya bukan harga darah, tapi penggantian biaya atas pengolahan darah. Karena menurutnya setiap darah yang masuk ke PMI, tidak langsung dikonsumsi oleh masyarakat, tetapi di cek dahulu apakah darah tersebut bervirus atau enggak. Dan dijelaskan lagi kalau sebenernya yang membuat mahal itu adalah alat (misalnya kantong/labu darah yang pengadaannya masih infor jelasnya lagi) yang dipakai. Selanjutnya harga akan semakin mahal di rumah sakit tertentu, karena dirumah sakit itu dilakukan lagi screaning terhadap darah yang didapatnya dari PMI. dasar inilah menjadi DARAH MAHAL, diperparahnya lagi pengetahuan ini kurang tersosialisasikan ke masyarakat.

Tetapi dibalik sinisme masyarakat yang mencap kalau kita donor darah GRATIS, tetapi kalau butuh darah menjadi MAHAL. Bekerjasama dengan semua instansi di Kecamatan maka terlaksana juga kegiatan Bakti Sosial Donor Darah (Kamis, 28 Nopember 2013).


Sindonews.com - Kepala Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta Sahlimar Salim membenarkan ditemukannya kantong darah yang sudah terkontaminasi HIV/AIDS di beberapa daerah belakangan ini. Hal ini bukan hanya terjadi di daerah, tapi juga pernah ditemukan di Jakarta.

“Saat pemeriksaan hb HIV dan penyakit menular lainya tidak terdeteksi. Setelah diambil darahnya dan dilakukan screening barulah terlihat apakah terdapat empat penyakit yaitu HIV, hepatitis B dan C dan sipilis,” tandasnya saat dihubungi SINDO, Selasa 22 Oktober 2013.
Sahlimar mengatakan, darah yang tercemar oleh empat penyakit tersebut dipastikan tidak akan diberikan kepada rumah sakit untuk diberikan ke pasien. Prosesscreening ini sangat membantu dan menentukan apakah darah tersebut terbebas dari penyakit menular.
Maka, proses pembuangan darah yang tercemar tersebut dilakukan bersama pihak ketiga dengan pendampingan dan pengawasan untuk memastikan darah tersebut benar-benar dimusnahkan dengan cara dibakar.
“Kita selalu melakukan screening sebelum darah kita distribusikan. ini bentuk pengamanan yang kami lakukan. PMI tidak akan memberikan darah yang tercemar virus-virus tersebut,” ujar dia.
Selama ini proses screening dilakukan pada dua tabung 5cc untuk melakukan penyaringan darah di laboratorium serologi dengan dua alat yaitu elisa dannucleic acid amplification technologies (NAT).
NAT merupakan alat baru yg sangat membantu PMI untuk dapat mendeteksi darah yang tercemar virus. Sayangnya hanya beberapa daerah seperti DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Semarang dan Bali dikarenakan alat tersebut sangatlah mahal.
“Darah yang baru tercemar HIV/AIDS dapat deteksi dengan pemeriksaan NAT. Jika dengan pemeriksaan Elisa maka hal tersebut belum bisa,” ungkap dia.
Pengamanan darah juga menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan pemda, hal ini tertuang pada PP Nomor 7 Tahun 2011. Untuk itu diharapkan pemerintah dapat menyediakan NAT untuk setiap daerah. Hal ini dinilai perlu guna meningkatkan kualitas darah.

Menurut dia, proses screening hanya dapat dilakukan setelah pendonor melakukan transfusi darah. Sebelum pendonor melakukan transfusi darah, PMI melakukan pemeriksaan seperti Hemoglobin (hb).












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

TKSK Nyalindung. Copyright 2010 All Rights Reserved